Subuh
ini, subuh pertama aku menjalankan #MenyambutMatahariDenganTulisan, yaaa
menyambut dirimu, Matahari.
Memulai
sesuatu itu memang berat, semua hal, kurasa. Seperti hal ini. Membuat
kesepakatan dengan diri sendiri untuk mencoba #MenyambutMatahariDenganTulisan
membuatku sedikit harus melawan diri sendiri, hahaha terdengar berlebihan ya,
tapi kenyataannya memang begitu. Subuh ini, saat dirimu belum menampakkan diri,
aku harus melawan rasa ngantuk dan malas untuk meninggalkan dunia lelap. Kau
tahu, matahari, aku memasang dua alarm di sekitar telingaku, tapi ternyata
alarm yang satunya mati sebelum berbunyi. Hahahaha
Menulis
sesuatu untuk menyambutmu, memang sedikit susah. Aku tidak tahu cerita apa yang
kau inginkan, jadi aku bercerita lepas aja disini, semau aku. Hahahah gak papa
kan? Ahh aku rasa kau pasti mengerti, matahari.
#MenyambutMatahariDenganTulisan
adalah keisengan sekaligus ke-seriusan yang kulakukan. Aku ingin melawan banyak
hal saat subuh, saat dirimu belum menampakkan cahaya, matahari. Yaa salah
satunya aku ingin melawan rasa malasku, hahahha aku memang terlalu malas untuk
sekedar bangun di subuh hari, jika bangun, aku pasti dengan sendirinya membawa
diri untuk rebah kembali. Meski sejak dulu orangtua selalu memperingatkan kalau
hal itu tak baik, aku tak pernah mempedulikan mereka, -hahahah kau tahu, aku
memang pembangkan. Tapi ada hal yang mebuatku tak mau bermalasan lagi saat
subuh, saat kau pertama kali muncul untuk hari yang baru. Aku juga ingin
sepertimu, matahari. Yang tak pernah mengenal malas untuk hadir di dunia, aku
tak bisa membayangkan jika kau malas –seperti diriku. Aku juga ingin menjadi
cahaya untuk gelap-gelap yang ada, tapi sepertinya aku harus menyinari gelapku
sendiri dulu. Terlalu banyak gelap disini, di dada ini. Hmmm… tapi mustahil
menjadi dirimu, jadi aku meminta padamu untuk menerimaku sebagai agenmu, yaaa
agen, terdengar lucu yaa…hahha aku ‘nyontek’ kata ini dari novel seorang
penulis terkenal di negaraku, Indonesia, namanya Dee. Aku ingin menjadi agen yang
selalu setia menunggu kedatanganmu, dan menyambutmu dengan cerita-ceritaku yang
berwujud tulisan.
Kau tahu,
saat menulis ini, aku sering mengangkat kepala hanya untuk sekedar melihat ke jendela
yang ada di hadapanku, aku ingin tahu apakah kau sudah datang atau masih
mempersiapkan diri untuk menerangi banyak hal yang gelap, termasuk hati, kurasa
–hehehe. Tapi hingga detik ini kau belum menampakkan diri, mungkin kau masih
mempersiapkan segalanya.
Seperti
dirimu, tulisan ini juga akan terbit di blog yang sudah kusiapkan khusus untuk
menyambutmu. Aku hanya perlu menunggu kedatanganmu sebelum menerbitkannya
disana. ^^
Semoga
Menyambutmu bisa kulakukan hingga nanti…
Selamat
Datang, Matahari. ^^
-Ila-